Bismillahirahmanirrahim,
Ya Allah, bagi MU segala pujian
karena tidak henti-henti nya aku bergerak
berkat kesehatan badanku,
bagi Mu segala pujia
karena penyakit
yang Engkau timpakan pada jasadku,
Aku tidak tahu
keadaan mana yang paling patut aku mensyukuri Mu
waktu yang mana yang paling pantas aku memuji Mu
Apakah waktu sehat?
ketika Engkau senangkan daku
dengan yang baik-baik dari rezki Mu,
Engkau bangkitkan semangatku
untuk mencari Ridho dan karunia Mu,
Engkau kuatkan aku untuk mentaati Mu
pada apa yang telah Kau berikan taufiqnya bagiku?
Ataukah waktu sakit?
ketika Engkau menguji aku
dan Engkau anugerahkan kenikmatan kepadaku,
dengan meringankan dosa-dosa
yang memberati punggungku,
mensucikan kesalahan-kesalahan
yang telah menenggelamkan diriku,
memberikan peringatan
untuk memperoleh pengampunan,
dan menyadarkan akan penghapusan dosa
dengan kenikmatan yang terdahulu
Dalam keadaan demikian,
apa yang dituliskan oleh dua malaikat bagiku
berupa amal yang bersih
yang tidak terpikirkan oleh hati
yang tidak terucapkan oleh lidah
yang tidak dilakukan oleh anggota badan
tetapi semuanya karunia dari Mu atasku
dan anugerah dari perlakuan Mu terhadapku
Ya Allah,
sampaikan salawat kepada Muhammad dan keluarga nya,
Cintakan aku kepada apa yang Kau ridhoi untuk ku,
Ringankan bagiku apa yang telah Engkau timpakan kepadaku,
Sucikan aku dari hal-hal kotor
yang dahulu aku lakukan,
Hapuskan dariku kejelekan
yang sebelumnya aku kerjakan,
Berikan kepadaku nikmatnya kesehatan,
Datangkan kepadaku sejuknya kesejahteraan,
Jadikanlah jalan keluarku dari sakitku
menuju ampunan Mu,
perpindahanku dari kemalanganku
menuju maaf Mu,
lepasnya aku dari deritaku
menuju ketentraman Mu,
keselamatanku dari kesusahan ini
menuju pertolongan Mu,
Sungguh, Engkaulah yang mencurahkan anugerah,
menaburkan karunia,
Maha Pemberi, Maha Pemurah,
Pemilik Keangungan dan Kebaikan.
(dikutip dari kumpulan munajat Imam Ali Zainal Abidin, As-Shahifah as-Sajjadiyyah)
skip to main |
skip to sidebar
DatangLah KawaN....
DatangLah KawaN.... datanglah dan mari bangkit bersama
Ketika Sakit atau dalam Kesulitan
Minggu, 05 September 2010
Diposting oleh
muhammad gurais
di
11.15
0
komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
CINTA dan WAKTU
Tersebutlah, di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak. Ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.
Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta.
Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta.
"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini."
Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang. Ia kian panik. Tak lama lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta.
"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini," sahut Kecantikan.
Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta.
"Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.
Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"
Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya lelaki tua tadi.
"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu.
"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran.
"Sebab," kata orang itu, "hanya Waktu-lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu ..."
Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta.
Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta.
"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini."
Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang. Ia kian panik. Tak lama lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta.
"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini," sahut Kecantikan.
Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta.
"Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.
Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"
Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya lelaki tua tadi.
"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu.
"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran.
"Sebab," kata orang itu, "hanya Waktu-lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu ..."
Diposting oleh
muhammad gurais
di
11.14
0
komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Jurusan Game animasi PERTAMA di indonesia
Sabtu, 28 Agustus 2010
Benarkah Fakultas sastra Program Game animasi PERTAMA dan Baru di Universitas Negeri Malang..????
Ternyata seperti itu, di Universitas Negeri Malang terdapat fakultas dengan beberapa Prgram studi, dan diantaranya Program studi itu terdapat Program studi D3 Game animasi..
Selain mempelajari animasi terdapat juga mata kuliah video dan foto, tentunya mempelajari tentang masalah - masalah seputar foto dan video..
Ternyata seperti itu, di Universitas Negeri Malang terdapat fakultas dengan beberapa Prgram studi, dan diantaranya Program studi itu terdapat Program studi D3 Game animasi..
Selain mempelajari animasi terdapat juga mata kuliah video dan foto, tentunya mempelajari tentang masalah - masalah seputar foto dan video..
Diposting oleh
muhammad gurais
di
10.46
1 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Langganan:
Postingan (Atom)
| © 2010 DatangLah KawaN.... |Blogger Template by BloggerTheme